Bali - PT Pertamina Group semakin menunjukkan komitmennya dalam memperluas distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke kancah internasional. Virgin Australia Airlines menjadi maskapai internasional pertama yang menggunakan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) di Ngurah Rai, Bali. Momen bersejarah ini dirayakan dengan seremoni "First International Uplift" dalam acara Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Group, menjelaskan, “Pengiriman SAF perdana ini membuktikan bahwa Indonesia siap memenuhi kebutuhan energi di industri penerbangan global. SAF merupakan solusi jangka menengah untuk menekan jejak karbon tanpa harus melakukan modifikasi pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar.”
Ia menambahkan bahwa SAF yang disuplai telah memenuhi standar sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) serta Renewable Energy Directive-EU. SAF ini juga telah disetujui oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF), sehingga aman untuk dilaporkan kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).
"Langkah menuju penerbangan berkelanjutan ini dapat mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil, mengingat SAF Pertamina terbuat dari 38,43% synthetic kerosene dari minyak jelantah dan 61,57% avtur berbasis fosil," tambahnya.
General Manager Sustainability Virgin Australia, Fiona Walmsley, menggarisbawahi bahwa kerjasama ini merupakan langkah awal bagi Indonesia dan Australia dalam mencapai target Net Zero Emission. “Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kami untuk mengurangi jejak karbon dan menerapkan solusi ramah lingkungan yang inovatif dalam industri penerbangan,” ujarnya.
Selama dua hari penerbangan di Ngurah Rai, yakni pada 18 hingga 19 September 2024, sekitar 160 kiloliter SAF disuplai untuk pesawat Boeing 737 Virgin Australia. Maskapai ini mengoperasikan rute dari Denpasar ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
Proses distribusi SAF di Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai menggunakan metode chain of custody tipe mass balance, di mana avtur konvensional dicampur dengan bahan bakar terbarukan dalam tangki yang sama. Meski demikian, pencatatan dan pembukuan dilakukan secara terpisah untuk menjaga akurasi.
Penyaluran SAF ke pasar internasional menunjukkan keseriusan PT Pertamina Group dalam mendukung transisi energi di sektor penerbangan serta menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. SAF yang dihasilkan dari limbah ini, ketika dicampur dengan bahan bakar fosil, menghasilkan bahan bakar sintetis yang dapat mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional, dan telah disertifikasi oleh ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menekankan bahwa penjualan SAF kepada Virgin Australia Airlines merupakan langkah signifikan bagi Pertamina, menandakan kesiapan mereka sebagai pemain kunci di pasar SAF untuk penerbangan internasional. “Pengiriman SAF pertama di Bandara Ngurah Rai membuktikan bahwa produk kami telah diterima oleh maskapai global. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan SAF demi mengurangi jejak karbon dan menciptakan bahan bakar aviasi yang lebih ramah lingkungan,” tutupnya.