Arab Saudi Buka Pintu Bagi Investor Asing Masuk ke Sektor Properti di Makkah dan Madinah

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:26:27 WIB
Arab Saudi Buka Pintu Bagi Investor Asing Masuk ke Sektor Properti di Makkah dan Madinah

Dalam langkah strategis yang mencerminkan upaya untuk meningkatkan investasi asing dan mendiversifikasi ekonomi, Pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan kebijakan baru yang memungkinkan investor asing menanamkan modal mereka dalam sektor properti dan real estate di Makkah dan Madinah. Kebijakan ini merupakan bagian dari rencana ambisius yang dirancang untuk menarik lebih banyak investasi internasional, sekaligus membangun likuiditas yang diperlukan untuk mendanai sejumlah proyek penting di kedua kota suci tersebut.

Pengumuman ini datang dari Otoritas Pasar Modal Arab Saudi (CMA), yang menekankan bahwa terbukanya investasi asing hanya akan berlaku untuk sektor-sektor tertentu, termasuk saham dan instrumen utang konversi, atau gabungan dari keduanya. Meskipun demikian, otoritas setempat menggarisbawahi bahwa individu asing tidak akan diizinkan untuk memiliki lebih dari 49 persen saham dalam sebuah perusahaan, menjaga keseimbangan antara kepentingan lokal dan internasional.

“Kami menyambut investor asing untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Makkah dan Madinah. Ini adalah peluang emas yang juga sejalan dengan transformasi ekonomi yang sedang kita lakukan,” ungkap juru bicara CMA dalam pernyataan resminya.

Kebijakan ini juga sangat berkaitan dengan target ambisius Arab Saudi untuk meningkatkan kapasitas penampungan jemaah haji dan umrah. “Arab Saudi menyatakan bahwa negara tersebut bermaksud menyambut 30 juta jemaah haji dan umrah sepanjang tahun pada 2030,” jelas laporan Reuters. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dari jumlah jemaah sebelumnya, dan investasi dalam infrastruktur serta pengembangan properti diharapkan dapat membantu mencapai target tersebut.

Salah satu sumber utama pendapatan Arab Saudi memang berasal dari kegiatan ibadah haji. Pada tahun 2019, pemerintah berhasil meraup sekitar US$12 miliar atau setara dengan Rp193 triliun (berdasarkan asumsi kurs Rp16.165 per dolar AS) dari kegiatan haji yang diselenggarakan di Makkah dan Madinah. Angka pendapatan yang mengesankan ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah haji bagi perekonomian negara tersebut.

Selain menjadi donatur utama dalam kas negara, pemasukan dari ibadah haji juga menjadi bagian integral dari rencana reformasi ekonomi Arab Saudi, yang dikenal dengan nama Visi 2030. Salah satu tujuan utama dari visi ini adalah untuk mengurangi ketergantungan ekonomi negara pada sektor minyak mentah, yang selama ini mendominasi perekonomian Arab Saudi.

"Ibadah haji tahunan memainkan peranan sangat penting dalam perekonomian negara. Peningkatan jumlah jemaah haji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Visi 2030 Arab Saudi," tegas seorang analis ekonomi dari dalam negeri.

Dengan mengizinkan masuknya investor asing ke dalam pasar properti di Makkah dan Madinah, Arab Saudi berharap dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas infrastruktur, dan menggandakan pendapatan dari sektor pariwisata religi, yang pada gilirannya akan membangun ketahanan ekonomi nasional yang lebih kuat.

Langkah ini juga sejalan dengan tren global di mana negara-negara berusaha untuk menarik investor asing guna mendukung pengembangan infrastruktur dan proyek mega di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya kompetisi global untuk menarik modal internasional, Arab Saudi mengambil langkah proaktif untuk membedakan diri sebagai destinasi investasi yang menarik, khususnya di sektor yang memegang arti khusus bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Dengan demikian, kebijakan terbaru ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekonomi Arab Saudi, tetapi juga memperkuat posisi negara tersebut sebagai pusat investasi utama di kawasan Timur Tengah dan global.

Terkini