Rekor Baru! IHSG Melesat dan Kapitalisasi Pasar BEI Pecah Batas Sejarah 2025

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 11:31:56 WIB
Rekor Baru! IHSG Melesat dan Kapitalisasi Pasar BEI Pecah Batas Sejarah 2025

JAKARTA - Performa pasar modal Indonesia kembali menorehkan sejarah baru. Pada pekan perdagangan 6–10 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat tajam dan menutup perdagangan di level tertinggi sepanjang masa.

Peningkatan yang solid ini menandai kepercayaan kuat investor terhadap prospek ekonomi nasional, di tengah dinamika global yang masih fluktuatif.

Kinerja positif tersebut tidak hanya terlihat dari kenaikan IHSG, tetapi juga dari lonjakan kapitalisasi pasar serta nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data resmi BEI menunjukkan, hampir seluruh indikator perdagangan pekan ini berada di zona hijau, menegaskan bahwa pasar saham Indonesia tengah berada dalam momentum bullish yang kuat.

IHSG Cetak Rekor Baru di Level 8.257

IHSG tercatat naik 1,72% ke posisi 8.257,859, dari 8.118,301 pada pekan sebelumnya. Lonjakan ini menjadikan IHSG berada di level tertinggi sepanjang sejarah perdagangan di BEI.

Kenaikan signifikan ini didorong oleh aliran dana asing, optimisme terhadap kinerja emiten kuartal ketiga, serta stabilitas ekonomi makro yang terjaga. Banyak analis menilai bahwa pencapaian ini merupakan sinyal kuat bahwa kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa pergerakan positif IHSG turut diikuti dengan peningkatan aktivitas perdagangan di seluruh lini.

“Rata-rata nilai transaksi harian BEI naik sebesar 12,48% menjadi Rp28,15 triliun, dari sebelumnya Rp25,02 triliun. Selain itu, frekuensi transaksi harian juga meningkat 11,83% menjadi 2,93 juta kali transaksi dari 2,62 juta kali pada pekan lalu,” ungkap Kautsar.

Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.560 Triliun

Salah satu indikator yang menunjukkan kekuatan pasar modal pekan ini adalah kapitalisasi pasar, yang menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. BEI mencatat kenaikan 3,19%, dari Rp15.079 triliun menjadi Rp15.560 triliun.

Capaian ini menunjukkan bahwa valuasi seluruh saham yang tercatat di bursa terus meningkat seiring minat beli yang tinggi dari investor, baik domestik maupun asing. Beberapa saham unggulan dari sektor perbankan, teknologi, dan infrastruktur tercatat menjadi kontributor utama dalam penguatan tersebut.

Volume Transaksi Sedikit Menurun

Di tengah berbagai capaian positif, BEI juga mencatat sedikit penurunan pada rata-rata volume transaksi harian, yang turun 14,88% menjadi 42,318 miliar lembar saham, dari 49,717 miliar lembar saham di pekan sebelumnya.

Meski volume turun, nilai dan frekuensi transaksi justru meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa investor banyak bertransaksi pada saham-saham dengan nilai nominal yang tinggi, seperti saham blue chip di sektor perbankan dan energi.

Investor Asing Kembali Masuk ke Pasar

Sentimen positif di pasar juga tercermin dari pergerakan dana asing. Pada perdagangan Jumat (10/10), tercatat net buy senilai Rp728,91 miliar oleh investor asing.

Namun secara akumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp53,49 triliun. Meski demikian, tren pembelian bersih yang muncul dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan minat asing terhadap pasar modal domestik.

Analis memperkirakan, bila tren positif ini berlanjut, tekanan jual dari investor asing bisa berbalik menjadi aliran dana masuk (capital inflow) hingga akhir tahun.

Aktivitas Obligasi dan Surat Berharga Negara di BEI

Selain saham, aktivitas di pasar obligasi dan instrumen surat berharga juga menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hingga saat ini, terdapat 644 emisi obligasi dan sukuk dengan nilai nominal outstanding Rp526,35 triliun dan USD129,79 juta, yang diterbitkan oleh 137 emiten.

“Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp6.423,84 triliun dan USD352,10 juta. Selain itu, di BEI juga telah tercatat sebanyak 7 emisi EBA (Efek Beragun Aset) dengan nilai Rp2,13 triliun,” jelas Kautsar.

Keberadaan berbagai instrumen tersebut menunjukkan bahwa BEI tidak hanya berperan sebagai tempat perdagangan saham, tetapi juga menjadi pusat investasi berbagai instrumen keuangan nasional yang beragam dan stabil.

Faktor Pendorong Penguatan IHSG

Beberapa faktor utama yang mendorong penguatan IHSG pekan ini antara lain:

Optimisme ekonomi nasional.
Inflasi yang terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah memperkuat kepercayaan investor.

Kinerja positif emiten.
Sejumlah laporan keuangan kuartal III menunjukkan pertumbuhan laba yang solid, terutama di sektor perbankan, komoditas, dan transportasi.

Kebijakan suku bunga Bank Indonesia.
Sikap BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level stabil memberi sinyal positif bagi pasar saham.

Pemulihan dana asing.
Masuknya kembali dana asing secara bertahap turut menopang penguatan indeks.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meskipun IHSG dan kapitalisasi pasar mencetak rekor tertinggi, tantangan ke depan masih perlu diwaspadai. Ketidakpastian global, termasuk kemungkinan perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat, bisa memengaruhi arus modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Selain itu, volatilitas harga komoditas seperti minyak dan batu bara juga bisa memberikan dampak pada saham-saham sektor terkait. Namun, analis tetap optimistis bahwa IHSG memiliki potensi melanjutkan tren positif hingga akhir 2025, terutama bila kondisi makroekonomi domestik tetap solid.

Pemerintah dan otoritas pasar modal juga terus berupaya memperluas basis investor ritel, memperkuat regulasi, serta meningkatkan transparansi emiten untuk menjaga kepercayaan pasar.

Kenaikan IHSG ke level 8.257 dan kapitalisasi pasar BEI yang menembus Rp15.560 triliun menjadi pencapaian penting dalam sejarah pasar modal Indonesia. Peningkatan transaksi dan minat investor menunjukkan optimisme tinggi terhadap fundamental ekonomi nasional.

Meski masih ada sejumlah risiko global, tren penguatan yang terjadi menandakan bahwa pasar modal Indonesia sedang berada dalam kondisi yang sehat dan berdaya saing tinggi. Jika momentum positif ini dapat dipertahankan, bukan tidak mungkin IHSG akan menembus level psikologis baru di atas 8.300 dalam waktu dekat.

Terkini