Indonesia dan Korsel Perkuat Kerja Sama untuk Promosi Kopi Nusantara

Senin, 10 November 2025 | 15:47:26 WIB
Indonesia dan Korsel Perkuat Kerja Sama untuk Promosi Kopi Nusantara

JAKARTA - Upaya memperluas pasar kopi Indonesia di tingkat global semakin nyata setelah Perwakilan Perdagangan (Perwadag) Republik Indonesia di Korea Selatan (Korsel) bersama Pemerintah Kota Goyang menandatangani nota kesepahaman (MoU) strategis.

Langkah ini menandai awal kerja sama dalam mendorong pemasaran kopi Indonesia di Negeri Ginseng, yang permintaan kopinya terus meningkat setiap tahun.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan, Husodo Kuncoro Yakti, dan Wali Kota Goyang Lee Dong-hwa di Korea Selatan pada Kamis, 6 November 2025. Kesepakatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan dagang kedua negara, khususnya di sektor kopi, yang kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Korea Selatan.

Menurut Husodo, Pemerintah Kota Goyang tengah berambisi menjadikan wilayahnya sebagai pusat distribusi kopi di Korea Selatan pada tahun 2028. Rencana besar tersebut diharapkan menjadi peluang emas bagi eksportir kopi Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya di luar negeri.

“Konsumsi kopi di Korea Selatan yang terus bertambah tiap tahunnya akan menjadikan rencana mendirikan pusat distribusi kopi di Goyang sangat membantu bagi pemasaran kopi dari Indonesia. Kami harap, adanya pusat distribusi kopi di Goyang ini dapat mendongkrak konsumsi kopi Indonesia di Korea Selatan,” kata Husodo di Jakarta, Senin.

Goyang Siap Jadi Pusat Distribusi Kopi

Langkah Pemerintah Kota Goyang untuk menjadi pusat distribusi kopi mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk ITPC Busan dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul. Dukungan tersebut diwujudkan melalui nota kesepahaman yang tidak hanya berfokus pada promosi, tetapi juga penguatan jaringan dagang dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Husodo menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang digandeng Pemerintah Kota Goyang untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Hal ini menunjukkan kepercayaan besar Korea Selatan terhadap kualitas kopi Indonesia yang telah dikenal memiliki cita rasa unik dan beragam.

Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-13 sebagai pemasok kopi di Korea Selatan, dan kerja sama ini diharapkan dapat mendorong peringkat tersebut meningkat di tahun-tahun mendatang. Dengan pasar kopi Korea yang terus tumbuh, peluang ekspor kopi Indonesia diyakini akan semakin terbuka lebar.

Kolaborasi dengan Good Neighbors dan Koperasi ETIKA

Sebagai tindak lanjut dari MoU, Pemerintah Kota Goyang telah menunjuk Good Neighbors, sebuah organisasi kopi ternama di Korea Selatan, untuk menjadi pelaksana utama proyek ini. Good Neighbors akan berperan penting dalam memberikan pendampingan, pelatihan, dan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha kopi yang terlibat dalam kerja sama.

ITPC Busan akan bekerja sama dengan Good Neighbors dalam berbagai kegiatan promosi dan pameran untuk memperkenalkan kopi Indonesia kepada pasar Korea. Sinergi ini tidak hanya memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar internasional, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi para petani di daerah asal.

Lebih lanjut, Good Neighbors juga akan menjalin kemitraan dengan Koperasi Enrekang Timur Kasiturutan (ETIKA), sebuah koperasi produsen kopi asal Sulawesi Selatan. Melalui kerja sama ini, kopi hasil petani lokal dari Enrekang akan menjadi salah satu produk utama yang dipasarkan di Korea Selatan.

Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi petani kopi Indonesia untuk meningkatkan nilai jual produknya melalui sistem perdagangan yang lebih terstruktur dan terhubung langsung dengan pasar global.

Peluang Ekspor Indonesia di Pasar Korea

Kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan selama ini menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan nonmigas kedua negara pada tahun 2024 mencapai 20,13 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar 9,12 miliar dolar AS, sedangkan nilai impor nonmigas dari Korea Selatan mencapai 8,62 miliar dolar AS.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2020–2024), perdagangan nonmigas kedua negara tumbuh rata-rata 8,84 persen per tahun. Tren ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan bahkan meningkat lebih cepat, yakni rata-rata 11,09 persen per tahun. Angka tersebut menunjukkan besarnya potensi kerja sama ekonomi yang dapat terus dikembangkan, termasuk di sektor komoditas kopi.

Dengan meningkatnya konsumsi kopi di Korea Selatan, yang kini menjadikan kopi sebagai bagian penting dari gaya hidup masyarakatnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisi sebagai pemasok utama. Kualitas kopi arabika dan robusta dari berbagai daerah di Nusantara telah dikenal di pasar internasional, sehingga MoU ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperluas jangkauan ekspor.

Langkah Strategis Tingkatkan Citra Kopi Indonesia

Kerja sama antara ITPC Busan, Pemerintah Kota Goyang, dan berbagai pihak terkait tidak hanya menargetkan peningkatan volume ekspor, tetapi juga memperkuat branding kopi Indonesia di mata dunia. Melalui pusat distribusi yang direncanakan berdiri di Goyang, kopi Indonesia diharapkan semakin mudah diakses oleh konsumen dan pelaku industri di Korea Selatan.

Husodo menegaskan bahwa keberadaan pusat distribusi ini akan menjadi tonggak penting dalam memperluas akses pasar dan mempermudah rantai pasok produk kopi Indonesia. Selain itu, kerja sama ini juga menjadi bukti nyata bagaimana diplomasi ekonomi Indonesia terus diperkuat melalui kemitraan strategis di berbagai negara.

Dengan visi menjadikan Goyang sebagai hub perdagangan kopi Asia Timur, kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan ini diharapkan dapat menjadi model kerja sama yang berkelanjutan dan saling menguntungkan. Bagi Indonesia, kesepakatan ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga tentang memperkenalkan kekayaan cita rasa kopi Nusantara ke pasar internasional yang semakin kompetitif.

Terkini