Prediksi Harga CPO Pekan Ini, Masih Ada Peluang Kenaikan Tipis

Senin, 10 November 2025 | 15:47:33 WIB
Prediksi Harga CPO Pekan Ini, Masih Ada Peluang Kenaikan Tipis

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali mengalami tekanan di pasar global.

Setelah menunjukkan penurunan signifikan pada akhir pekan lalu, pelaku pasar kini menaruh perhatian pada data terbaru dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang diyakini akan menentukan arah pergerakan harga dalam beberapa hari ke depan.

Kinerja Harga CPO Mengalami Tekanan Sepanjang Pekan

Pada penutupan perdagangan Jumat (7 November 2025), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Januari 2026 tercatat di posisi MYR 4.110 per ton. Nilai tersebut menurun sebesar 0,94% dibandingkan dengan hari perdagangan sebelumnya.

Selama sepekan terakhir, komoditas andalan sektor perkebunan ini membukukan koreksi cukup tajam, yakni mencapai 2,26% secara point-to-point. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, penurunan harga bahkan mencapai 9,59%.

Lesunya harga CPO disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi terhadap tingginya pasokan global. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa lonjakan suplai akan melebihi kebutuhan ekspor, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan biasanya cenderung melambat.

Pasokan Melimpah Jadi Penekan Harga Global

Pasar menantikan laporan resmi MPOB yang dijadwalkan rilis pada pekan ini, mencakup data produksi, ekspor, dan stok CPO periode Oktober. Laporan tersebut diprediksi akan menunjukkan lonjakan produksi sawit Malaysia hingga menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan stok CPO meningkat signifikan, dengan total mencapai sekitar 2,44 juta ton. Jika angka tersebut terwujud, maka posisi stok akan menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Melimpahnya stok tentu menjadi faktor utama yang membebani harga. Para analis menyebut, peningkatan suplai yang tidak diimbangi dengan permintaan ekspor dapat memperpanjang tren koreksi harga. Beberapa negara tujuan ekspor utama seperti India dan Tiongkok juga masih menahan pembelian dalam jumlah besar, sambil menunggu harga yang lebih kompetitif.

Analisis Teknikal Menunjukkan CPO Masih di Zona Bearish

Berdasarkan tinjauan teknikal dengan menggunakan perspektif mingguan (weekly time frame), harga CPO masih bergerak di zona bearish. Sinyal ini tercermin dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 42. Posisi RSI di bawah angka 50 mengindikasikan bahwa aset tersebut sedang berada dalam fase pelemahan atau tren turun.

Namun demikian, ada sinyal teknikal lain yang memberikan harapan pemulihan harga dalam jangka pendek. Indikator Stochastic RSI telah menyentuh titik 0, yang menunjukkan kondisi oversold atau sangat jenuh jual. Situasi ini kerap menjadi pertanda potensi pembalikan arah harga, terutama jika ada katalis positif seperti peningkatan permintaan ekspor atau penurunan produksi mendadak akibat cuaca ekstrem.

Peluang Rebound Masih Terbuka Meski Terbatas

Meski tekanan harga masih terasa, pelaku pasar tetap menaruh harapan terhadap potensi rebound. Dalam analisis teknikal yang sama, terdapat proyeksi bahwa harga CPO berpeluang menguat menuju area resisten terdekat di kisaran MYR 4.335 hingga MYR 4.365 per ton. Jika momentum positif berlanjut, maka harga dapat menembus hingga level MYR 4.398 per ton.

Sebaliknya, jika tekanan jual kembali meningkat, harga CPO diperkirakan akan menguji area support di sekitar MYR 4.081 per ton. Apabila level ini tidak mampu bertahan, ada potensi penurunan lebih lanjut menuju MYR 4.069 per ton.

Namun sejumlah analis menilai ruang koreksi harga saat ini semakin menyempit. Artinya, potensi penurunan lanjutan kemungkinan tidak akan terlalu dalam, mengingat pasar sudah mencapai level jenuh jual.

Menanti Arah Baru dari Rilis Data MPOB

Seluruh perhatian pelaku pasar kini tertuju pada data resmi MPOB. Laporan ini akan menjadi acuan penting untuk menentukan arah harga dalam jangka pendek. Jika data menunjukkan peningkatan stok dan produksi yang signifikan, tekanan terhadap harga masih bisa berlanjut. Namun, apabila ternyata ekspor tumbuh lebih cepat dari perkiraan, maka harga CPO berpeluang memantul naik.

Kinerja ekspor Malaysia menjadi salah satu kunci utama, karena negara tersebut merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kebijakan biodiesel domestik dan kondisi cuaca di wilayah perkebunan utama.

Pasar Menunggu Katalis Baru untuk Pulih

Tren pelemahan harga CPO dalam beberapa minggu terakhir mencerminkan dinamika pasar yang masih didominasi oleh kekhawatiran terhadap pasokan berlebih. Meskipun sinyal teknikal menunjukkan potensi rebound, pemulihan harga masih sangat bergantung pada data fundamental, terutama terkait produksi dan ekspor.

Dengan posisi RSI di bawah 50 dan Stochastic RSI yang menunjukkan kondisi jenuh jual, ruang untuk pemulihan terbuka meski terbatas. Pasar kini berada dalam fase menunggu, dengan fokus pada rilis data MPOB yang akan menentukan apakah harga CPO dapat kembali bangkit dari tekanan atau justru melanjutkan tren penurunan.

Terkini