JAKARTA - PT Pertamina (Persero) kembali mPenyesuaian ini menjadi bagian dari mekanisme rutin perusahaan dalam menyesuaikan harga BBM non-subsidi dengan kondisi pasar energi global dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dari hasil pembaruan harga di laman resmi MyPertamina.id, tercatat ada dua jenis BBM non-subsidi yang kembali mengalami kenaikan harga, meski tidak terlalu signifikan. Sementara itu, beberapa jenis BBM lain, termasuk yang bersubsidi, masih bertahan dengan harga stabil untuk menjaga daya beli masyarakat.
Kebijakan perubahan harga BBM ini sepenuhnya menjadi kewenangan Pertamina dan pemerintah, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional serta tren harga minyak mentah dunia.
Penyesuaian Harga BBM dan Tren Pasar Global
Penyesuaian harga yang dilakukan Pertamina pada November 2025 ini mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang sempat naik di awal kuartal terakhir tahun ini. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut memberi pengaruh terhadap biaya impor minyak mentah dan bahan baku BBM.
Meski demikian, penyesuaian harga dilakukan secara hati-hati agar tetap menjaga keseimbangan antara keberlanjutan bisnis dan kepentingan masyarakat luas. Pertamina memastikan, masyarakat masih memiliki pilihan bahan bakar dengan harga yang lebih terjangkau di setiap daerah.
Kenaikan Terjadi pada Pertamina Dex dan Dexlite
Dua jenis BBM non-subsidi yang kembali naik harga bulan ini adalah Pertamina Dex dan Dexlite. Di sejumlah wilayah, kenaikan harga berkisar antara Rp200 hingga Rp300 per liter. Misalnya, di wilayah Aceh, harga Pertamina Dex kini menjadi Rp14.500 per liter dari sebelumnya Rp14.300, sementara Dexlite naik menjadi Rp14.200 per liter dari Rp14.000.
Kenaikan serupa juga terjadi di berbagai provinsi lain, termasuk Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi. Meskipun demikian, Pertamina menegaskan bahwa penyesuaian ini masih dalam batas wajar dan mengikuti harga keekonomian yang berlaku.
Sementara itu, jenis BBM lain seperti Pertamax, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo cenderung stabil di sebagian besar daerah. Adapun Pertalite dan Solar subsidi tetap dipertahankan dengan harga lama sesuai kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan inflasi nasional.
Harga BBM Terkini di Sejumlah Wilayah
Berdasarkan data terbaru, berikut gambaran harga BBM Pertamina di beberapa wilayah Indonesia per 12 November 2025:
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur
Pertamax Turbo: Rp13.100
Pertamax Green: Rp13.000
Pertamax: Rp12.200
Pertamina Dex: Rp14.200
Dexlite: Rp13.900
Sumatera Barat dan Riau
Pertamax Turbo: Rp13.700
Pertamax: Rp12.800
Pertamina Dex: Rp14.800
Dexlite: Rp14.500
Kalimantan Selatan
Pertamax Turbo: Rp13.700
Pertamax: Rp12.800
Pertamina Dex: Rp14.800
Dexlite: Rp14.500
Papua dan Papua Barat Daya
Pertamax: Rp12.500
Pertamina Dex: Rp14.300–Rp14.500
Dexlite: Rp14.200
Harga di wilayah Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang juga cenderung lebih rendah karena kebijakan bebas bea dan insentif ekonomi kawasan. Misalnya, di FTZ Batam, harga Pertamax hanya Rp11.700 per liter dan Dexlite Rp13.200 per liter.
Penyesuaian Harga Demi Kestabilan Pasar
Kenaikan harga BBM non-subsidi bukan hal baru dalam sistem pasar energi nasional. Pertamina terus menekankan bahwa langkah ini bukan semata untuk mengejar keuntungan, melainkan menjaga kesinambungan pasokan energi dan efisiensi operasional di tengah fluktuasi global.
“Penetapan harga BBM mengacu pada rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Kami terus menyesuaikan secara berkala agar tetap kompetitif dan berimbang antara kebutuhan masyarakat dan kondisi ekonomi nasional,” demikian tertulis dalam keterangan resmi Pertamina.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk secara rutin memantau harga BBM melalui aplikasi MyPertamina atau situs resmi pertamina.com, guna mengetahui pembaruan harga terkini di setiap wilayah.
Alternatif BBM Ramah Lingkungan
Pertamina juga terus mendorong masyarakat untuk beralih ke bahan bakar dengan emisi rendah seperti Pertamax Green 95 yang mengandung bioetanol. BBM ini tidak hanya lebih efisien, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sejalan dengan target transisi energi nasional menuju net zero emission 2060.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pertamina dalam mendukung kebijakan energi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan efisien.
Secara keseluruhan, penyesuaian harga BBM Pertamina per November 2025 menunjukkan upaya menjaga keseimbangan antara harga keekonomian global dan kemampuan daya beli masyarakat. Dengan dua jenis BBM non-subsidi yang mengalami kenaikan ringan, Pertamina memastikan pasokan tetap aman, sementara harga BBM bersubsidi tetap stabil di seluruh wilayah Indonesia.
Masyarakat pun diharapkan tetap bijak dalam memilih jenis bahan bakar sesuai kebutuhan kendaraan dan mempertimbangkan efisiensi energi.elakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh wilayah Indonesia per Rabu, 12 November 2025.