Lonjakan Penjualan Dorong Persaingan Ketat di Pasar Mobil Listrik Indonesia

Rabu, 12 November 2025 | 11:16:40 WIB
Lonjakan Penjualan Dorong Persaingan Ketat di Pasar Mobil Listrik Indonesia

JAKARTA - Pasar kendaraan listrik di Indonesia tengah memasuki fase pertumbuhan yang semakin pesat. 

Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) berhasil mencuri perhatian publik dan mengubah peta persaingan industri otomotif nasional. Bukan hanya karena teknologi ramah lingkungannya, tetapi juga lantaran harga yang kini makin kompetitif serta dukungan penuh dari pemerintah.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil listrik murni sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai 55.225 unit, meningkat tajam dibandingkan total penjualan tahun 2024 yang sebesar 43.188 unit. Lonjakan ini menegaskan bahwa tren kendaraan elektrifikasi bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan pergeseran nyata dalam pola konsumsi otomotif masyarakat Indonesia.

Kini, pangsa pasar BEV sudah mencapai sekitar 9,8%–10% dari total penjualan mobil nasional. Capaian tersebut menandai tonggak penting bagi industri otomotif Indonesia, yang tengah bertransformasi dari dominasi mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) menuju era elektrifikasi.

Pasar yang Kian Bergairah dan Kompetitif

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, memandang prospek pasar mobil listrik di Indonesia masih sangat menjanjikan hingga tahun depan. Ia menilai, pertumbuhan ini akan terus berlanjut seiring kuatnya dukungan kebijakan pemerintah, harga kendaraan yang semakin terjangkau, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan.

“Apalagi, beberapa model EV sudah menembus batas psikologis harga Rp200 jutaan, membuat EV makin terjangkau. Bahkan ada yang di kisaran Rp300 jutaan dan sudah lebih murah dari mobil ICE konvensional,” ujar Yannes.

Menurutnya, hal tersebut menjadi momentum penting bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di Tanah Air. Namun demikian, keberlanjutan tren positif ini tetap bergantung pada faktor pendukung seperti ketersediaan infrastruktur pengisian daya dan layanan purnajual yang optimal dari para agen pemegang merek (APM).

Merek Baru dan Dinamika Persaingan

Masuknya banyak pemain baru ke pasar Indonesia membuat lanskap industri kendaraan listrik semakin dinamis. Produsen asal China, Korea Selatan, hingga Eropa berlomba menghadirkan model EV terbaru dengan berbagai keunggulan desain, fitur, dan efisiensi energi.

Kondisi ini, menurut Yannes, berpotensi menggoyang dominasi merek-merek besar yang selama ini menguasai segmen mobil konvensional, seperti Toyota dan Daihatsu. “Situasi ini justru sangat menguntungkan bagi konsumen, karena pilihan mobil semakin beragam, bahkan bagi mereka dengan dana terbatas,” katanya.

Namun, di sisi lain, meningkatnya kompetisi juga membuka potensi perang harga antar APM. Strategi tersebut bisa menarik minat pembeli dalam jangka pendek, tetapi berisiko menekan margin keuntungan dan mengancam keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

“Ke depannya, saya lihat yang mampu bertahan dan bertumbuh bukan hanya yang murah, tapi yang mampu membangun ekosistem kuat, produksi lokal, dan kontribusi nyata bagi pertumbuhan industri riil di dalam negeri,” jelas Yannes.

Tantangan Ekosistem dan Kesiapan Infrastruktur

Di tengah pesatnya pertumbuhan penjualan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam memperluas jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Mayoritas fasilitas pengisian daya masih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, sementara daerah-daerah lain masih terbatas aksesnya.

Yannes menekankan bahwa keberlanjutan pasar mobil listrik tidak akan optimal tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. “Percepatan pembangunan SPKLU harus menjadi prioritas, terutama di luar kota besar. Ini penting agar masyarakat tidak ragu beralih ke kendaraan listrik,” ujarnya.

Selain itu, dukungan kebijakan fiskal juga harus lebih selektif. Ia menilai, insentif sebaiknya tidak diberikan secara merata kepada semua merek, melainkan diprioritaskan untuk produsen yang berinvestasi dan membangun rantai pasok lokal, termasuk pabrik baterai dan komponen di dalam negeri.

Sinergi Pemerintah dan Dunia Usaha

Menurut Yannes, keberhasilan Indonesia dalam mempercepat transformasi menuju kendaraan listrik akan sangat ditentukan oleh sinergi antar kementerian dan dunia industri. Ia mengingatkan agar kebijakan antar lembaga pemerintah tidak saling tumpang tindih, karena bisa memperlambat laju pertumbuhan industri otomotif berbasis listrik.

“Sinergi antar kementerian penting agar regulasi tidak tumpang tindih. Dan yang terakhir, tapi juga bisa jadi yang pertama, pemerintah perlu segera membangun kembali pertumbuhan ekonomi makro yang kuat untuk menumbuhkan daya konsumsi masyarakat,” tandasnya.

Ia menambahkan, daya beli masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan keberlanjutan pasar kendaraan listrik. Meskipun tren elektrifikasi terus meningkat, adopsinya akan berjalan lebih cepat jika didukung dengan kondisi ekonomi yang stabil dan akses pembiayaan yang lebih mudah bagi konsumen.

Masa Depan Pasar Mobil Listrik di Indonesia

Dengan pertumbuhan penjualan yang impresif, dukungan kebijakan pemerintah, dan gencarnya inovasi dari para produsen, masa depan kendaraan listrik di Indonesia tampak cerah. Namun, keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada kemampuan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan.

Jika pembangunan infrastruktur, kebijakan fiskal, dan dukungan industri dapat berjalan seirama, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pasar utama kendaraan listrik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.

Sebagaimana disampaikan Yannes, kunci keberhasilan tidak hanya terletak pada penjualan tinggi, tetapi pada “kemampuan membangun sistem yang saling menopang—mulai dari pabrik, tenaga kerja, hingga konsumen—untuk memperkuat industri otomotif nasional secara keseluruhan.”

Dengan demikian, pertumbuhan pesat pasar mobil listrik di Indonesia tidak hanya mencerminkan perubahan tren, tetapi juga menjadi simbol transisi menuju masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Terkini