JAKARTA - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming memanfaatkan sela kegiatan KTT G20 di Johannesburg Expo Centre, Afrika Selatan, untuk menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Kanselir Jerman, Lars Klingbeil, Minggu, 23 November 2025.
Pertemuan ini menjadi ajang strategis memperkuat hubungan Indonesia–Jerman, tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga industri dan politik, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar diplomasi Indonesia bersifat proaktif dan berorientasi pada kemitraan strategis.
Gibran menekankan bahwa forum bilateral di tengah KTT internasional memberikan peluang nyata bagi Indonesia untuk membuka dialog intensif dengan negara mitra kunci, termasuk Jerman, yang dikenal sebagai pemimpin teknologi industri di Eropa.
Fokus pada Industri dan Hilirisasi
Dalam pembicaraan tersebut, pengembangan industri bernilai tambah menjadi sorotan utama. Gibran menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong hilirisasi industri sebagai strategi nasional yang mampu meningkatkan nilai tambah serta daya saing produk domestik.
“Indonesia siap memperluas kemitraan strategis dengan Jerman, khususnya dalam pengembangan industri bernilai tambah dan peningkatan kapasitas produksi nasional,” kata Gibran.
Pertemuan ini membahas peluang kolaborasi khususnya di industri pertahanan, energi terbarukan, serta sektor teknologi yang mendukung penguatan kapasitas produksi dalam negeri. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan industri Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing global.
Pendalaman Kemitraan Politik
Selain kerja sama industri, kedua pemimpin juga membahas penguatan kemitraan politik. Lars Klingbeil menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan forum G20. Ia menegaskan komitmen Jerman untuk memperdalam hubungan bilateral, termasuk mendukung stabilitas regional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di Indo-Pasifik.
Pertemuan ini menjadi landasan untuk membangun kepercayaan bilateral yang lebih kokoh, sekaligus membuka ruang bagi Indonesia dan Jerman untuk menyesuaikan agenda kerja sama politik yang relevan dengan dinamika kawasan dan global.
Optimalisasi Kesepakatan Perdagangan
Salah satu topik penting lainnya adalah pemanfaatan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) sebagai instrumen membuka peluang perdagangan dan investasi. Kedua pihak sepakat bahwa CEPA menjadi platform untuk memperluas hubungan ekonomi, khususnya di sektor energi terbarukan, teknologi industri, dan pertahanan.
“CEPA memberikan akses strategis bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi pasar Eropa, sekaligus membuka peluang investasi dan transfer teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan industri nasional,” tambah Gibran.
Sinergi Diplomasi dan Ekonomi
Pertemuan ini menegaskan pendekatan diplomasi Indonesia yang mengintegrasikan aspek politik, industri, dan ekonomi. Dengan menempatkan isu hilirisasi dan penguatan kapasitas industri sebagai fokus, Indonesia menunjukkan kesiapan untuk menjalin kerja sama yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung kedaulatan industri nasional.
Menurut Gibran, langkah ini juga menjadi contoh bagaimana diplomasi bilateral dapat berjalan paralel dengan diplomasi multilateral di forum internasional seperti KTT G20. “Dialog intensif dengan Jerman memberikan insight dan peluang nyata bagi pengembangan industri nasional dan kerjasama strategis,” ujar Gibran.
Tanggapan Jerman
Lars Klingbeil menekankan bahwa Jerman menghargai peran Indonesia di G20 dan kawasan Indo-Pasifik. Ia menekankan kesiapan negaranya untuk menjadi mitra utama dalam upaya penguatan stabilitas kawasan serta memperluas hubungan ekonomi.
Kerja sama ini diharapkan menghasilkan program-program konkret yang dapat diimplementasikan di Indonesia, seperti pengembangan teknologi industri, investasi energi bersih, dan perkuatan industri pertahanan yang modern.
Langkah Strategis ke Depan
Pertemuan bilateral ini menjadi pijakan awal bagi kerja sama jangka panjang. Kedua pihak sepakat untuk terus menjajaki proyek-proyek kolaboratif yang dapat meningkatkan kapasitas industri dan memperluas perdagangan. Indonesia juga akan memanfaatkan momen ini untuk menarik investasi yang mampu mendorong inovasi serta pembangunan industri lokal yang berkelanjutan.
Dengan fokus pada hilirisasi dan pemanfaatan CEPA, Indonesia berharap mampu memperkuat daya saing global, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan nilai ekspor produk dalam negeri. Di sisi lain, Jerman melihat peluang untuk memperluas kemitraan strategis di sektor teknologi dan industri berteknologi tinggi.
Pertemuan Gibran dengan Lars Klingbeil menunjukkan bahwa diplomasi bilateral yang terintegrasi dengan agenda industri dan ekonomi dapat menjadi instrumen strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Melalui hilirisasi industri, pemanfaatan CEPA, dan pengembangan kapasitas produksi, Indonesia berupaya meningkatkan daya saing, menarik investasi, dan membangun kemitraan jangka panjang dengan negara-negara mitra strategis seperti Jerman.