JAKARTA - Banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat, tetapi juga menyebabkan terganggunya layanan telekomunikasi.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mencatat sebanyak 495 site seluler mati akibat bencana ini, memaksa operator untuk segera melakukan pemulihan demi memastikan masyarakat tetap terhubung.
Pemantauan Infrastruktur Telekomunikasi Pascabencana
Kemkomdigi melalui Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) memantau dampak banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga. Laporan menunjukkan gangguan terjadi pada infrastruktur milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk, dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. Berdasarkan data, total site terdampak mencapai 1,42 persen dari 34.660 site yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
Gangguan yang terjadi terutama disebabkan oleh terputusnya aliran listrik PLN serta kerusakan transmisi. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah site tidak beroperasi (down) dan memerlukan penanganan segera. Operator seluler pun berupaya memulihkan layanan dengan menggunakan genset sebagai catu daya alternatif, meski mobilisasi ke lokasi terkendala akses jalan yang masih terendam air.
Upaya Pemulihan oleh Operator Seluler
Telkomsel, Indosat, dan XLSmart Telecom segera menindaklanjuti kerusakan site dengan melakukan routing sementara ke titik-titik yang masih dapat melayani pelanggan. Verifikasi dan pengecekan lebih lanjut terus dilakukan untuk memastikan setiap site kembali beroperasi normal.
Secara rinci, site terdampak tersebar di banyak kecamatan. Di Kabupaten Tapanuli Tengah, misalnya, 167 site dari 720 total site mati, sedangkan di Kota Sibolga, 35 dari 132 site mengalami gangguan. Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat 53 site down, sementara di Nias, beberapa kabupaten terdampak hingga 24 site. Data lengkap Kemkomdigi mencatat dampak di setiap kecamatan, termasuk persentase site terdampak terhadap total site yang ada.
Peran Kemkomdigi dan Pemda dalam Penanganan
Kemkomdigi bekerja sama dengan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Medan dan pemerintah daerah untuk menanggulangi gangguan. Tujuannya adalah menjaga kualitas layanan agar tetap andal bagi masyarakat. Langkah ini termasuk pemantauan harian, koordinasi dengan operator, dan memastikan pasokan genset serta peralatan cadangan tersedia di lokasi strategis.
Selain itu, koordinasi dilakukan untuk mengatasi kendala logistik akibat jalan yang terputus. Operator seluler menggunakan jalur alternatif dan bekerja sama dengan pihak berwenang agar genset dan peralatan dapat diangkut ke site terdampak. Semua upaya ini penting agar komunikasi tetap berjalan, terutama untuk mendukung evakuasi, bantuan darurat, dan koordinasi bencana.
Dampak pada Pelayanan Masyarakat
Gangguan pada site menyebabkan beberapa wilayah mengalami keterbatasan layanan, baik untuk panggilan, SMS, maupun internet. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk lebih bersabar, sementara pihak berwenang memastikan layanan penting tetap berjalan. Site yang mati akibat transmisi atau listrik juga menjadi perhatian utama karena bisa mengganggu komunikasi darurat.
Kemkomdigi menekankan pentingnya kesiapsiagaan operator dalam menghadapi bencana. Setiap gangguan harus cepat ditangani agar dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat minimal. Layanan telekomunikasi menjadi salah satu sektor kritis, terutama saat bencana, karena komunikasi adalah kunci koordinasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat terdampak.
Kolaborasi Multipihak dalam Penanganan Bencana
Penanganan gangguan telekomunikasi pascabencana di Sumut memperlihatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, operator, dan pemerintah daerah. Sinergi ini memastikan bahwa pemulihan site berjalan efektif dan masyarakat tetap bisa mengakses informasi penting. Kemkomdigi menegaskan bahwa koordinasi berkelanjutan akan terus dilakukan sampai seluruh site kembali normal.
Upaya ini juga menjadi pelajaran penting bagi kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa mendatang. Infrastruktur telekomunikasi harus mampu bertahan dari kondisi ekstrem, sementara operator harus memiliki mekanisme pemulihan cepat dan alternatif sumber daya listrik.
Tindak Lanjut
Hingga kini, Kemkomdigi terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap site terdampak. Operator seluler fokus memulihkan site down menggunakan genset, rerouting, dan penggantian perangkat yang rusak. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio memastikan kualitas layanan tetap andal.
Gangguan akibat banjir dan longsor di Sumut menegaskan perlunya kesiapsiagaan sektor telekomunikasi dalam menghadapi bencana alam. Kerja sama multipihak, perencanaan mitigasi, dan pemantauan infrastruktur secara rutin menjadi langkah penting untuk menjaga layanan tetap berjalan dan masyarakat tetap terhubung di masa krisis.