Update Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 1 Desember 2025

Senin, 01 Desember 2025 | 11:12:59 WIB
Update Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 1 Desember 2025

JAKARTA — Perdagangan rupiah pada hari ini, Senin, 1 Desember 2025, diperkirakan akan mengalami pelemahan meski Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmen menjaga stabilitas nilai tukar. 

Analis memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp16.670–Rp16.710 per dolar AS. Pelemahan ini muncul di tengah tekanan eksternal dan internal, meski pekan lalu Gubernur BI menekankan fokus otoritas terhadap stabilitas mata uang dan pertumbuhan ekonomi.

BI Fokus Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi

Pada pertemuan tahunan akhir pekan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan pentingnya menyeimbangkan kebijakan moneter agar pertumbuhan tidak mengorbankan stabilitas. "Stabilitas sangat penting bagi setiap negara untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan," kata Perry. Dalam kesempatan tersebut, Perry juga menyampaikan BI akan terus mencari ruang untuk menurunkan suku bunga acuan selama inflasi tetap terkendali.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 diperkirakan berada di rentang 4,9%–5,7%, sementara 2027 diproyeksikan tumbuh 5,1%–5,9%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan 2025, yang berada di atas titik tengah rentang 4,7%–5,5%.

Tantangan Penurunan Suku Bunga dan Tekanan Rupiah

Sepanjang tahun ini, BI menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan mandat menjaga stabilitas rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin, termasuk tiga kali penurunan beruntun pada Juli–September, memberi tekanan tambahan terhadap nilai tukar rupiah. Sementara pada pertemuan dewan gubernur bulan November, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk bulan kedua, dengan rapat berikutnya dijadwalkan 17 Desember.

Arus Modal Asing Memperburuk Pelemahan Rupiah

Selain tekanan kebijakan moneter, pelemahan rupiah diperparah oleh arus keluar dana asing dari pasar obligasi pemerintah. Sejak awal tahun, rupiah tercatat melemah lebih dari 3%, menjadikannya mata uang dengan kinerja terburuk di Asia Tenggara. Sebaliknya, mata uang negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand justru menunjukkan penguatan.

Langkah BI dalam Stabilisasi Nilai Tukar

Untuk merespons kondisi ini, Perry menegaskan BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar melalui intervensi di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, BI mendorong perbankan untuk mempercepat transmisi kebijakan suku bunga agar penurunan BI Rate tercermin lebih cepat pada suku bunga kredit. Meskipun BI telah melonggarkan kebijakan sejak September tahun lalu dan pemerintah menyalurkan sekitar 12 miliar dolar AS, penurunan suku bunga kredit sejauh ini masih terbatas.

Faktor Eksternal dan Internal Memengaruhi Pergerakan Rupiah

Faktor eksternal dan internal turut memengaruhi pergerakan rupiah. Menurut pengamat mata uang dan komoditas dari PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, pergerakan rupiah hari ini diperkirakan akan fluktuatif dan cenderung melemah. Ia memperkirakan rupiah bergerak pada rentang Rp16.670–Rp16.710 per dolar AS, mengikuti tren pelemahan akhir pekan lalu yang ditutup di posisi Rp16.675 per dolar AS.

Upaya BI dan Pemerintah Menjaga Stabilitas

Meskipun demikian, Perry optimistis bahwa upaya stabilisasi dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut. BI tetap memandang stabilitas nilai tukar sebagai instrumen kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, sementara kebijakan moneter diarahkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali.

Kebijakan Moneter dan Dukungan Fiskal Menjadi Sorotan

Kebijakan BI dalam menyeimbangkan pertumbuhan dan stabilitas menjadi sorotan penting bagi pasar. Penurunan suku bunga acuan di masa mendatang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi dan investasi, sekaligus menjaga rupiah agar tidak terlalu volatile. Sementara itu, pemerintah melalui berbagai instrumen fiskal juga memberikan dukungan tambahan, termasuk aliran dana untuk menjaga likuiditas pasar.

Pasar Tetap Waspada Fluktuasi Rupiah

Dengan kondisi saat ini, pelaku pasar diharapkan tetap mencermati setiap keputusan BI dan perkembangan ekonomi global yang dapat memengaruhi arah rupiah. Fluktuasi nilai tukar diperkirakan akan tetap menjadi perhatian utama, sementara strategi stabilisasi dan intervensi BI akan menentukan sejauh mana rupiah mampu menahan tekanan eksternal dan domestik.

Stabilitas dan Pertumbuhan Tetap Menjadi Prioritas

Secara keseluruhan, meski tekanan terhadap rupiah tetap ada, upaya BI untuk menjaga stabilitas, menurunkan suku bunga acuan secara hati-hati, dan mendorong transmisi kebijakan ke sektor perbankan, dipandang sebagai langkah penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan meminimalkan risiko volatilitas yang berlebihan.

Terkini