PGN: Katalisator Perubahan Menuju Energi yang Berkelanjutan

PGN: Katalisator Perubahan Menuju Energi yang Berkelanjutan

Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai Subholding Gas PT Pertamina Persero, mengumumkan strategi pengembangan bisnis yang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah 2024–2029 di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Fokus utama PGN adalah memaksimalkan peran gas bumi sebagai sumber energi transisi dan energi baru terbarukan untuk mencapai ketahanan energi yang mendukung Visi Indonesia Emas 2045.

Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, menjelaskan bahwa pengembangan bisnis ini dibagi menjadi dua jalur: legacy business di sektor gas bumi dan peralihan menuju Low Carbon Business. Kedua jalur ini terdiri dari enam program strategis yang telah dirumuskan.

"Dari enam program tersebut, yang pertama adalah pembangunan pipa transmisi dan distribusi gas, yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah dan memperluas akses gas bagi pengguna baru," ungkap Rosa saat berbicara dalam sesi “Opportunity in Providing Clean Energy for Industry” pada REPNAS National Conference, 14 Oktober.

Peningkatan infrastruktur gas ini sejalan dengan agenda swasembada energi dan ekonomi hijau yang menjadi salah satu pilar Asta Cita Prabowo-Gibran. Langkah-langkah penting dalam swasembada energi mencakup pembangunan terminal penerima gas, jaringan distribusi, serta konversi dari BBM ke gas dan listrik untuk kendaraan bermotor.

"Gas bumi sangat vital dalam mencapai Visi Emas Indonesia 2045 karena merupakan sumber energi terbersih dibandingkan dengan fosil lainnya. Oleh karena itu, gas bumi berperan strategis sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060," jelasnya.

Sebagai salah satu produsen gas bumi utama, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengurangi ketergantungan pada LPG yang diimpor, sehingga dapat memberikan manfaat finansial bagi negara.

"Pengembangan Jaringan Gas (Jargas) untuk rumah tangga mendukung kemandirian energi, mengingat kemampuan kita dalam menyediakan LPG domestik hanya sekitar 30%. Dengan menggunakan gas bumi, kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan menghemat devisa negara," paparnya.

Pengembangan Jargas adalah salah satu dari enam program strategis PGN, sementara poin kedua adalah pembangunan Terminal Penerima LNG dan LNG Hub. Poin ketiga berfokus pada optimalisasi aset Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), yang tetap diperlukan untuk kendaraan pribadi dan transportasi massal di era transisi ini.

"Gas bumi akan memainkan peran sentral dalam membangun ekosistem penyediaan energi bersih," tegas Rosa.

Dua program strategis lainnya berhubungan dengan inisiatif Dekarbonisasi melalui Carbon Capture dan pengembangan Energi Baru Terbarukan. "Kami siap membuka peluang kolaborasi dalam proyek ini," ujarnya.

Inisiatif ini sejalan dengan komitmen untuk mempercepat rencana dekarbonisasi dan mendukung arah Ekonomi Hijau dalam Asta Cita.

"Kesuksesan tidak mungkin dicapai sendiri; kita memerlukan kolaborasi. Mari bersama-sama mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," tutup Rosa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index