OJK

OJK Peringatkan Masyarakat Terhadap Penipuan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan

OJK Peringatkan Masyarakat Terhadap Penipuan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan
OJK Peringatkan Masyarakat Terhadap Penipuan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan

Jakarta - Dalam era perkembangan teknologi yang pesat, penggunaan kecerdasan buatan (AI) tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga semakin dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal, seperti penipuan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia memberikan peringatan serius terkait peningkatan kasus penipuan yang memanfaatkan kecanggihan AI. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa modus operandi digital ini telah merebak di Indonesia, Rabu, 8 Januari 2025.

Kecenderungan ini bukan saja berdampak pada masyarakat secara umum, tetapi juga telah menimpa sejumlah individu terkemuka. "Bahkan saya sendiri mengalami, mungkin seminggu yang lalu ketika ada rekan saya menelepon malam-malam, saya pikir penting, saya angkat. Tapi saya alert, dan ternyata ketika saya [hubungi] WA (WhatsApp) orang yang dipalsukan tersebut, dia mengatakan sudah ada 3 orang yang mengalami itu," ungkap Kiki, panggilan akrab Friderica, saat Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Desember 2024.

Modus Penipuan dengan Deepfake

Salah satu teknologi AI yang disalahgunakan dalam penipuan adalah teknologi deepfake, yang dapat memanipulasi video atau audio agar menyerupai kerabat korban. Hal ini membuat korban menjadi lebih mudah tertipu. Dengan memanfaatkan kemiripan video call, pelaku berhasil meyakinkan korban bahwa mereka berkomunikasi dengan orang yang sebenarnya mereka kenal.

Tidak hanya itu, teknologi AI memberikan keleluasaan bagi penipu untuk melakukan phishing. Email yang dikirimkan terlihat sangat pribadi dan otentik, membuat masyarakat sulit membedakan mana informasi asli dan mana yang palsu.

Ancaman Keamanan Data

Kiki juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan kemampuan AI untuk menemukan celah keamanan dan memungkinkan pencurian data dalam skala besar. "Kami mengkhawatirkan yang seperti ini masih terus terjadi di tahun ini," jelas Kiki. Penyalahgunaan teknologi ini menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan data pribadi yang dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan.

Pentingnya Kewaspadaan Masyarakat

Untuk mengatasi ancaman ini, OJK mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati, kritis, dan teliti dalam setiap komunikasi yang diterima. Masyarakat disarankan untuk selalu memeriksa kebenaran informasi, mengidentifikasi karakteristik pengirim, serta memverifikasi keaslian informasi kepada pihak berwenang. "Dan mengkonfirmasi OJK lewat kontak nomor 157," tegas Kiki. Langkah ini menjadi kunci dalam menghindari jeratan penipuan berbasis AI yang kian canggih.

Upaya OJK dalam Edukasi Masyarakat

Sebagai bentuk perlindungan dan upaya pencegahan, OJK terus menggalakkan edukasi tentang modus-modus penipuan ini. Edukasi dilakukan secara berkesinambungan melalui kantor OJK di berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat tentang perkembangan teknologi dan risiko yang menyertainya, serta cara efektif untuk menghadapinya.

OJK juga bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan lainnya guna meningkatkan kesadaran masyarakat terkait risiko keamanan digital di era teknologi yang berkembang pesat ini. Dengan upaya kolektif, diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dari penyalahgunaan kecerdasan buatan dalam penipuan.

Melalui langkah-langkah konkret ini, OJK menunjukkan komitmennya dalam melindungi masyarakat dari ancaman penipuan yang semakin canggih. Di tengah dinamika perkembangan teknologi yang pesat, kewaspadaan dan edukasi menjadi alat utama dalam menjaga keamanan dan integritas data pribadi serta keuangan masyarakat Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index