Listrik

Delapan Pembangkit Listrik Hijau PLN Suplai Tenaga ke Pelanggan, Kapasitas Tembus 10,99 TWh

Delapan Pembangkit Listrik Hijau PLN Suplai Tenaga ke Pelanggan, Kapasitas Tembus 10,99 TWh
Delapan Pembangkit Listrik Hijau PLN Suplai Tenaga ke Pelanggan, Kapasitas Tembus 10,99 TWh

PT PLN (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung energi berkelanjutan dengan menyuplai listrik hijau kepada perusahaan-perusahaan melalui layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC). Dalam waktu empat tahun terakhir, delapan pembangkit listrik milik PLN telah sukses menyuplai energi hijau dengan total kapasitas mencapai 10,99 Terawatt hour (TWh).

Pembangkit yang digunakan dalam layanan ini meliputi berbagai jenis fasilitas tenaga listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLTP Ulubelu, PLTP Lahendong, dan PLTP Ulumbu. Di samping itu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, PLTA Bakaru, PLTA Orya Genyem, serta Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur juga disertakan dalam upaya mendukung lingkungan dan memenuhi kebutuhan listrik berkelanjutan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam pernyataannya menegaskan kemudahan yang ditawarkan REC bagi pelanggan untuk mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi hijau. “REC adalah instrumen produk hijau inovasi PLN yang mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT),” ujar Darmawan, Jumat, 31 Januari 2025.

Untuk memastikan validitas produksi tenaga listrik hijau ini, setiap Megawatt hour (MWh) yang disalurkan melalui REC datang dari pembangkit yang meet terverifikasi dan mengikuti standar internasional. Darmawan menjelaskan bahwa REC memberikan garansi terhadap penggunaan EBT secara transparan dan sudah diakui internasional. Tidak hanya itu, setiap sertifikat REC memastikan bahwa energi yang digunakan pelanggan bersumber dari tenaga listrik non-fosil, dengan sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat.

Selama periode 2020 hingga 2024, PLN telah menjual listrik hijau mencapai 10,99 TWh, dengan 49 persen dari angka tersebut atau sebesar 5,38 TWh berhasil dicapai pada tahun 2024 saja. “Pertumbuhan signifikan ini menunjukkan minat yang tinggi dari sektor industri dan bisnis untuk beralih ke energi hijau yang handal dan terjangkau,” ungkap Darmawan.

Sejumlah perusahaan ternama, seperti Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk, PT Air Liquide Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT Smelting, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi konsumen utama dari layanan REC ini. Total konsumsi dari perusahaan-perusahaan tersebut mencapai 2,81 TWh pada tahun 2024, yang mewakili 52 persen dari total kapasitas yang dipakai dalam tahun yang sama.

Darmawan memandang prospek cerah terhadap pertumbuhan layanan listrik hijau ini. “Makin banyak perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri, yang mempercayakan suplai listrik hijaunya dengan REC PLN. Sehingga, kami optimistis layanan listrik hijau ini akan terus tumbuh,” tambahnya.

Melalui layanan GEAS REC ini, PLN tidak hanya berhasil mendukung inisiatif global dalam menanggulangi perubahan iklim, tetapi juga turut membantu para pelaku usaha dalam mencapai target keberlanjutan mereka. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam mendorong penggunaan energi terbarukan yang lebih luas dan memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Pemanfaatan pembangkit listrik berbasis EBT ini juga sejalan dengan target nasional dan global untuk beralih dari energi berbasis fosil ke energi berkelanjutan. Hal ini semakin penting mengingat urgensi dan tantangan global dalam menghadapi krisis iklim dan pemanasan global.

Keberhasilan PLN dalam melaksanakan layanan REC ini tidak hanya menunjukkan keseriusan dalam mengimplementasikan transformasi hijau namun juga membuka jalan bagi semakin banyaknya sektor industri yang turut serta dalam penggunaan energi yang ramah lingkungan. Dengan demikian, layanan ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan penyedia energi lainnya dalam mengembangkan produk dan layanan yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

Pada akhirnya, PLN berharap bisa terus meningkatkan kapasitas dan efisiensi pembangkit listrik berbasis EBT untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dari konsumen yang peduli terhadap keberlanjutan energi. Dengan menyediakan jaminan standar internasional melalui REC, PLN terus berupaya menghadirkan solusi energi yang tak hanya mendukung kebutuhan energi hari ini, tetapi juga keberlanjutan bumi di masa depan.

Melalui pengembangan layanan dan inovasi seperti REC, PLN mempertegas perannya sebagai pelopor dalam penyediaan energi hijau di Indonesia yang dapat diandalkan oleh para pelaku ekonomi, sekaligus menjadi sahabat bagi lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index