JAKARTA - Surabaya kembali mencatat perubahan harga bahan pokok pada Jumat, 14 November 2025.
Berdasarkan pantauan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Pemprov Jawa Timur, sejumlah komoditas mengalami kenaikan, sementara beberapa lainnya justru menunjukkan penurunan. Pergerakan ini mempengaruhi daya beli masyarakat sekaligus menjadi acuan bagi pedagang dan konsumen dalam merencanakan distribusi dan belanja.
Pantauan di Pasar Utama Surabaya
Pemantauan dilakukan di lima pasar utama Surabaya, yaitu Pasar Tambahrejo, Pasar Genteng, Pasar Keputran, Pasar Pucang Anom, dan Pasar lainnya pada pukul 08.17 WIB. Hasilnya menunjukkan fluktuasi harga yang cukup bervariasi pada komoditas cabai, bawang, dan minyak goreng.
Harga Cabai Beragam, Ada yang Naik dan Turun
Komoditas cabai menunjukkan pergerakan harga yang berbeda-beda. Cabai merah keriting rata-rata mengalami kenaikan tipis dari Rp47.863 menjadi Rp48.775 per kilogram. Sementara itu, cabai merah besar justru turun signifikan sebesar 5,22 persen, dari harga Rp53.074 menjadi Rp50.304 per kilogram. Cabai rawit merah juga tercatat turun tipis, yakni 3,42 persen, dari Rp25.267 menjadi Rp24.404 per kilogram. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan cabai merah besar cukup melimpah, sementara cabai merah keriting masih terbatas di pasaran.
Bawang Merah dan Bawang Putih Catat Penurunan Harga
Pergerakan harga juga terjadi pada bawang. Bawang merah turun tipis dari Rp37.248 menjadi Rp37.037 per kilogram, setara 0,22 persen. Sementara bawang putih jenis Sinco atau Honan turun lebih signifikan sebesar 1,86 persen, dari Rp31.333 menjadi Rp30.750 per kilogram. Penurunan harga bawang ini sejalan dengan ketersediaan pasokan yang relatif stabil dari daerah penghasil.
Minyak Goreng Stabil, Ada Kenaikan dan Penurunan Tipis
Komoditas minyak goreng turut mencatat fluktuasi harga meski pergerakannya relatif tipis. Minyak goreng curah turun sedikit dari Rp18.662 menjadi Rp18.649 per kilogram, penurunan 0,07 persen. Minyak goreng kemasan sederhana juga menurun dari Rp17.486 menjadi Rp17.246 per liter, setara 1,37 persen. Sementara itu, minyak goreng kemasan premium justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,66 persen, dari Rp20.142 menjadi Rp20.275 per liter. Perbedaan pergerakan harga ini umumnya dipengaruhi oleh permintaan konsumen dan distribusi stok dari produsen ke pedagang.
Kondisi Harga Sembako Secara Umum Masih Stabil
Secara keseluruhan, harga sembako di Surabaya maupun Jawa Timur relatif stabil pada Jumat ini. Kenaikan dan penurunan yang terjadi hanya bersifat minor. Pemerintah daerah bersama Siskaperbapo terus memantau harga dan pasokan agar tetap terkendali. Monitoring ini penting untuk menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.
Manfaat Informasi Harga Bagi Konsumen dan Pedagang
Informasi pergerakan harga sembako seperti ini sangat penting bagi konsumen maupun pelaku usaha. Bagi konsumen, data ini dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana belanja agar tetap hemat dan efisien. Sedangkan bagi pedagang atau distributor, informasi harga membantu merencanakan distribusi dan menentukan strategi penjualan agar tetap kompetitif.
Pemantauan Harga Sebagai Upaya Jaga Daya Beli Masyarakat
Pemerintah daerah menekankan bahwa pemantauan harga merupakan langkah proaktif untuk menjaga stabilitas ekonomi mikro. Dengan mengetahui pergerakan harga secara real-time, berbagai kebijakan pengendalian dapat segera dilakukan, baik melalui intervensi stok, pengaturan distribusi, maupun pemberian informasi kepada masyarakat.
Dengan kondisi harga sembako yang relatif stabil ini, masyarakat Surabaya diharapkan tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa mengalami kenaikan biaya yang signifikan. Para pedagang juga mendapatkan panduan untuk menentukan harga jual yang wajar sesuai perkembangan pasokan dan permintaan di pasar.
