BRIN

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset, Dorong Inovasi Sains untuk Indonesia

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset, Dorong Inovasi Sains untuk Indonesia
BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset, Dorong Inovasi Sains untuk Indonesia

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi mengukuhkan lima Profesor Riset baru melalui Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset di Jakarta, Selasa.

Kelima profesor riset ini membawa keahlian yang luas, mencakup bidang logam dan paduan, nanomaterial fungsional, penyakit menular, makanan dan zat gizi mikro, hingga aplikasi penginderaan jauh (satelit) untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral.

Kelima profesor riset yang dikukuhkan adalah:

Ika Kartika dengan kepakaran logam dan paduan.

Murni Handayani di bidang nanomaterial fungsional.

Maria Holly Herawati fokus pada penyakit menular.

Fitrah Ernawati menguasai makanan dan zat gizi mikro.

Ri Muji Susantoro ahli dalam aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral.

Mentalitas Pembelajar Sepanjang Hayat

Kepala BRIN Arif Satria menekankan bahwa gelar profesor riset bukan sekadar penghargaan, melainkan tugas baru untuk terus berkarya dan berinovasi. “Harapan saya tetap menjadi pembelajar yang tangguh. Meskipun sudah profesor, meskipun sudah sampai pada puncak tertinggi gelar, yang bisa membuat kita survive bukan gelar tersebut. Yang bisa membuat kita survive adalah mentalitas kita sebagai seorang pembelajar,” ujarnya.

Arif menyoroti dinamika perubahan yang cepat di era sains dan teknologi modern. Menurutnya, adaptasi dan pembelajaran sepanjang hayat menjadi kunci agar para peneliti dapat terus memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia.

“Makanya saya harapkan pola riset-pola riset ini tetap humble, tetap rendah hati, dan tetap sebagai pembelajar sejati,” kata Arif Satria.

Profesor Riset sebagai Agen Perubahan

Arif menekankan bahwa profesor riset bukanlah titik akhir karier, tetapi justru tanda dimulainya tanggung jawab baru dalam menghasilkan riset yang lebih canggih. Produk-produk ilmiah dan inovasi yang dihasilkan diharapkan bisa memberikan solusi nyata bagi berbagai persoalan di Indonesia.

“Profesor riset ini bukan akhir dari karir, tapi ini justru menjadi penanda adanya tugas-tugas baru untuk memberikan riset yang lebih canggih lagi untuk menjawab solusi atas berbagai persoalan yang ada di Indonesia ini,” ujarnya.

Pernyataan ini sekaligus menekankan pentingnya produktivitas, kolaborasi, dan orientasi pada manfaat nyata bagi masyarakat, bukan semata prestise akademik.

Inovasi Sains sebagai Kunci Kemajuan Nasional

Kelima profesor yang dikukuhkan memiliki potensi besar untuk mendukung agenda inovasi nasional. Misalnya, keahlian Ika Kartika di bidang logam dan paduan berperan dalam pengembangan material industri strategis. Sementara Murni Handayani dengan nanomaterial fungsionalnya dapat membuka peluang di sektor teknologi tinggi dan material canggih.

Maria Holly Herawati fokus pada penyakit menular, yang sangat relevan dalam memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat. Fitrah Ernawati dengan kepakaran makanan dan zat gizi mikro memiliki peran penting dalam pengembangan nutrisi dan ketahanan pangan nasional. Sedangkan Ri Muji Susantoro, ahli penginderaan jauh, dapat memperkuat eksplorasi sumber daya energi dan mineral melalui teknologi satelit.

Pesan BRIN untuk Komunitas Peneliti

Selain mengukuhkan profesor riset, BRIN menekankan pentingnya keteladanan bagi komunitas ilmiah lainnya. Wakil Kepala BRIN sebelumnya meminta profesor riset menjadi teladan bagi para peneliti lain, baik dalam produktivitas maupun integritas ilmiah.

Para profesor riset diharapkan dapat membimbing generasi muda peneliti, mengembangkan jejaring kolaborasi, dan memperkuat ekosistem riset nasional. Keterlibatan aktif dalam proyek-proyek strategis BRIN juga menjadi bagian dari kontribusi mereka terhadap pembangunan nasional berbasis sains.

Harapan untuk Masa Depan

Pengukuhan ini juga mencerminkan komitmen BRIN untuk memajukan riset dan inovasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kepala BRIN menegaskan, kemampuan beradaptasi dan inovasi berkelanjutan dapat membawa Indonesia menjadi pengendali perubahan global.

“Situasi perubahan yang begitu cepat menuntut para periset untuk senantiasa belajar, agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Adaptasi dan pembelajaran yang tepat dan konsisten dapat membawa Indonesia menjadi pengendali dan pemimpin perubahan,” jelas Arif Satria.

Melalui pengukuhan lima profesor riset baru ini, BRIN menunjukkan arah strategisnya dalam memperkuat penelitian terapan dan inovasi yang dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat dan pembangunan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index