Siklon Senyar

Siklon Senyar Melemah Namun Hujan Lebat Masih Ancam Sumatera

Siklon Senyar Melemah Namun Hujan Lebat Masih Ancam Sumatera
Siklon Senyar Melemah Namun Hujan Lebat Masih Ancam Sumatera

JAKARTA - Meski intensitas Siklon Tropis Senyar mulai menurun, kondisi cuaca di sejumlah wilayah Sumatera masih berada dalam situasi yang harus diwaspadai.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa perubahan sistem siklon ini tidak langsung membuat cuaca kembali stabil. Justru, dalam fase pelemahan ini, efek lanjutan berupa hujan sedang hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi di beberapa daerah.

Lead ini menekankan bahwa siklon memang melemah, tetapi ancaman cuaca ekstrem tetap ada—berbeda dari pemberitaan aslinya yang berfokus langsung pada kondisi melemahnya siklon.

BMKG melalui pengamatan terbarunya menjelaskan bahwa Siklon Tropis Senyar kini tidak lagi berada di area Indonesia. Pergerakan sistem tersebut telah menuntun Senyar masuk ke wilayah Malaysia, tepatnya di kawasan Selangor. 

Namun, perubahan lokasi itu bukan berarti dampaknya berhenti dirasakan di Tanah Air. Masih terdapat potensi hujan signifikan di sejumlah wilayah Sumatera, terutama bagian barat dan utara.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan perkembangan terbaru mengenai perubahan intensitas Senyar. “Jumat 28 November pukul 06.00 WIB, Sistem Ex-Siklon Senyar mengalami pelemahan intensitas seiring masuknya ke daratan Malaysia. Saat ini berada di Daratan Selangor, Malaysia dengan pergerakan menuju ke arah timur-timur laut menuju daratan Malaysia,” ujarnya.

Dalam pernyataan tersebut, BMKG menegaskan bahwa meski siklon melemah, bukan berarti aktivitas atmosfer di sekitarnya berhenti. Pola angin, kelembapan, serta dinamika cuaca lainnya tetap memiliki pengaruh lanjutan bagi wilayah Indonesia. Bahkan, sejumlah daerah masih masuk kategori berpotensi alami cuaca ekstrem.

Penurunan Intensitas Tidak Hilangkan Dampak Cuaca

BMKG menyebut perubahan intensitas angin merupakan salah satu indikator penting dari perkembangan siklon. Dalam 24 jam terakhir, Senyar menunjukkan tren menurun pada kecepatan angin maksimum. Meski tren tersebut terlihat dominan, masih ada kemungkinan kecepatan angin meningkat kembali secara perlahan, terutama ketika sistem tersebut bergerak melintasi perairan Laut China Selatan.

Andri Ramdhani menjelaskan kondisi tersebut dengan mengatakan, “Potensi ex-Siklon Tropis Senyar untuk tumbuh kembali menjadi siklon tropis dalam kategori potensi rendah.” Artinya, peluang Senyar kembali menguat masih ada, meskipun relatif kecil. Namun, tetap saja perubahan kecil pada sistem siklon dapat membawa dampak meteorologis bagi wilayah di sekitarnya, termasuk Indonesia.

Di tengah kondisi atmosfer seperti ini, hujan sedang hingga sangat lebat masih menjadi ancaman di beberapa wilayah. Ketika siklon mulai melemah, sirkulasi angin yang tidak stabil bisa memicu pembentukan awan-awan konvektif yang menyebabkan hujan intens. Oleh karena itu, meski pusat sistem kini berada di luar Indonesia, efek tidak langsungnya tetap terasa.

Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

BMKG merinci beberapa wilayah yang berpotensi terdampak hujan dalam intensitas berbeda. Wilayah yang diperkirakan mengalami hujan sedang hingga lebat antara lain:

Aceh

Sumatera Utara

Sementara wilayah yang masuk kategori hujan lebat hingga sangat lebat meliputi:

Sumatera Barat

Riau

Kepulauan Riau

Pola ini menunjukkan bahwa kawasan barat Sumatera masih berada dalam pengaruh kuat dari dinamika atmosfer sisa siklon tersebut. Wilayah-wilayah tersebut sering kali menjadi daerah paling awal terdampak ketika terjadi perubahan sistem cuaca besar di Samudera Hindia maupun Laut Andaman.

Selain hujan intens, beberapa wilayah juga masuk kategori angin kencang. BMKG mencatat bahwa daerah dengan potensi angin paling signifikan mencakup:

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Kepulauan Riau

Fenomena angin kencang ini sering kali menjadi dampak lanjutan dari pelemahan siklon. Meskipun sistem utama menjauh, pola angin dan tekanan udara di sekitarnya masih mampu memicu hembusan kuat yang berpotensi mengganggu aktivitas harian masyarakat.

Kesiapsiagaan Tetap Diperlukan

Meski siklon telah melemah dan peluang untuk kembali menguat sangat rendah, kesiapsiagaan tetap dibutuhkan. Curah hujan intens dapat meningkatkan potensi banjir, genangan, hingga tanah longsor di beberapa daerah dengan kondisi geografis rentan. Terlebih, wilayah Sumatera bagian barat terdiri dari kawasan perbukitan, lembah, dan dataran rendah yang sangat sensitif terhadap hujan deras.

BMKG mengimbau masyarakat tetap mengikuti informasi cuaca terbaru, khususnya bagi daerah yang disebutkan berpotensi terdampak. Pemerintah daerah juga diharapkan memperkuat sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi akibat hujan ekstrem.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index