BMKG

BMKG Peringatkan Nelayan Kalteng Waspada Cuaca dan Gelombang Ekstrem

BMKG Peringatkan Nelayan Kalteng Waspada Cuaca dan Gelombang Ekstrem
BMKG Peringatkan Nelayan Kalteng Waspada Cuaca dan Gelombang Ekstrem

JAKARTA - Cuaca tak menentu kembali menjadi tantangan bagi masyarakat pesisir Kalimantan Tengah.

Dalam beberapa hari terakhir, dinamika atmosfer di wilayah selatan Kalteng menunjukkan pola yang makin tidak stabil, mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya mengeluarkan peringatan dini. 

Fokus peringatan ini bukan hanya pada potensi hujan lebat dan angin kencang, tetapi juga meningkatnya tinggi gelombang laut yang dapat membahayakan nelayan maupun pelaku aktivitas kelautan lainnya. Kondisi tersebut diproyeksikan berlangsung selama sepekan ke depan dan perlu menjadi perhatian serius bagi masyarakat pesisir.

Peringatan ini juga menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada keselamatan di laut, namun juga dapat mempengaruhi wilayah daratan secara luas. 

Terbentuknya awan Cumulonimbus, yang dikenal sebagai pemicu hujan lebat dan angin berkecepatan tinggi, membuat risiko bencana hidrometeorologi meningkat secara signifikan. Karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan di seluruh wilayah Kalteng, terutama di daerah rawan banjir, longsor, maupun genangan.

Peringatan BMKG untuk Aktivitas di Perairan Selatan Kalteng

BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya menekankan bahwa kondisi laut selatan Kalteng berada dalam kategori perlu diwaspadai, terutama bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil. Tinggi gelombang diperkirakan dapat mencapai satu meter, terutama ketika cuaca sedang berubah secara cepat. Kondisi semacam ini cukup berbahaya bagi perahu kecil yang rentan terguncang oleh gelombang tiba-tiba.

Prakirawan BMKG, Neng Arini N P, menjelaskan bahwa kehati-hatian menjadi faktor utama dalam beberapa hari ke depan. Ia menegaskan bahwa masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas kelautan harus mencermati setiap perubahan cuaca sebelum memutuskan untuk melaut. Menurutnya, situasi cuaca yang tidak stabil bisa berkembang dalam hitungan menit, sehingga pemantauan informasi resmi menjadi langkah wajib.

Selain potensi gelombang tinggi, angin kencang juga berpotensi memicu gangguan arus laut. Arah tiupan angin yang diprediksi bergerak dari selatan menuju timur laut dengan kecepatan 5–20 km per jam turut memperbesar risiko keselamatan bagi kapal kecil.

Awan Cumulonimbus dan Dampaknya bagi Aktivitas Laut

Selain gelombang, BMKG mengingatkan adanya pembentukan awan Cumulonimbus (CB) yang semakin sering terjadi. Awan CB dapat berkembang dengan cepat dan menghasilkan hujan deras, angin kencang, hingga petir dalam waktu singkat. Di wilayah pesisir, kondisi ini dapat memengaruhi perairan dengan meningkatkan ketinggian gelombang dan menciptakan pusaran angin lokal.

Suhu udara yang berkisar antara 23 hingga 33 derajat Celsius serta kelembaban tinggi mencapai 100 persen menjadi faktor pendukung pembentukan awan CB. Kombinasi suhu panas dan kelembaban tinggi kerap memicu pertumbuhan awan konvektif skala besar. Jika tidak diantisipasi, fenomena ini dapat membahayakan pelayaran, aktivitas budidaya laut, hingga pemancing yang menggunakan perahu kecil.

Nelayan disarankan untuk tidak hanya mengandalkan kondisi visual di sekitar mereka, melainkan juga rajin mengecek prakiraan cuaca harian. Perubahan cuaca ekstrem sering tidak tampak dari kejauhan, namun memiliki dampak besar saat tiba-tiba muncul di atas perairan.

Dampak Cuaca Ekstrem bagi Kabupaten dan Kota di Kalteng

Peringatan cuaca tidak hanya berlaku bagi masyarakat pesisir, tetapi juga wilayah daratan yang meliputi 13 kabupaten dan satu kota. Cuaca ekstrem diprediksi akan memengaruhi banyak daerah dengan memicu hujan disertai angin kencang maupun petir. Dengan kondisi atmosfer yang tidak stabil, masyarakat perlu menyiapkan langkah mitigasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Risiko yang muncul meliputi banjir, genangan air, hingga banjir bandang di beberapa titik rawan. Daerah berbukit dengan kondisi tanah rentan juga berpeluang menghadapi ancaman longsor. Sementara itu, angin kencang berpotensi menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan fasilitas umum yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.

BMKG mengingatkan pentingnya mengenali tanda-tanda awal cuaca ekstrem, misalnya pembentukan awan gelap pekat, angin berembus lebih kencang dari biasanya, serta munculnya petir yang jarang terjadi. Jika tanda-tanda tersebut mulai tampak, masyarakat diimbau segera menghentikan aktivitas luar ruangan.

Imbauan Keselamatan dari BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya

Menghadapi kondisi atmosfer yang kurang bersahabat ini, BMKG menegaskan pentingnya meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas. Neng Arini N P kembali mengingatkan agar masyarakat segera mencari tempat teduh dan aman saat hujan lebat turun disertai angin kencang maupun sambaran petir.

“Saat terjadi hujan deras disertai angin kencang dan petir, segera cari tempat berlindung yang aman, seperti di dalam rumah atau gedung. Jangan berlindung di bawah pohon yang rentan tumbang,” ujarnya.

Masyarakat juga disarankan memantau informasi resmi melalui situs BMKG atau aplikasi cuaca yang menyediakan pembaruan kondisi harian. Bagi nelayan, keputusan untuk menunda aktivitas melaut sementara waktu dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah risiko yang tidak diinginkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index