Summarecon

Summarecon Cetak Laba Bersih pada Kuartal III, Optimistis Target Penjualan 2025 Tercapai

Summarecon Cetak Laba Bersih pada Kuartal III, Optimistis Target Penjualan 2025 Tercapai
Summarecon Cetak Laba Bersih pada Kuartal III, Optimistis Target Penjualan 2025 Tercapai

JAKARTA — PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), salah satu emiten properti terkemuka, mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal III/2025. 

Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2025, pendapatan bersih perseroan mencapai Rp6,41 triliun, turun 14,87% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp7,53 triliun. Penurunan ini turut memengaruhi laba bersih yang hanya tercatat Rp549,57 miliar, turun 41,39% dari periode sebelumnya. Laba per saham SMRA juga ikut terdampak, merosot dari Rp56,80 menjadi Rp33,29 per saham.

Pendapatan SMRA dibagi dari beberapa segmen. Properti pengembang menyumbang Rp3,96 triliun, properti investasi Rp1,72 triliun, segmen rekreasi dan perhotelan Rp377,42 miliar, serta kontribusi lain-lain mencapai Rp344,96 miliar. Meski pendapatan menurun, beban pokok perseroan turun 11,80% year on year menjadi Rp3,12 triliun. Hal ini menghasilkan laba kotor sebesar Rp3,28 triliun, meski turun 17,60% dibandingkan tahun sebelumnya.

Neraca Perseroan Tunjukkan Kenaikan Posisi Kas dan Aset

Meskipun laba bersih turun, posisi keuangan SMRA menunjukkan ketahanan yang baik. Kas dan setara kas meningkat 10,65% dari Rp2,80 triliun menjadi Rp3,09 triliun per akhir September 2025. Total aset perseroan juga tumbuh 10,45% year to date (YtD) menjadi Rp37,03 triliun. Liabilitas naik 12,20% menjadi Rp22,10 triliun, sementara ekuitas meningkat 7,97% mencapai Rp14,93 triliun.

Dari sisi operasional, marketing sales SMRA hingga Oktober 2025 telah mencapai Rp4 triliun atau 80% dari target akhir tahun Rp5 triliun. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan pasar properti, terutama segmen menengah ke atas, meski terjadi perlambatan daya beli di tengah kondisi ekonomi saat ini.

Fokus Segmen Menengah Atas Jadi Kunci Resiliensi

President Director SMRA, Adrianto P. Adhi, menekankan bahwa strategi perseroan fokus pada segmen menengah ke atas telah memberikan resiliensi di tengah perlambatan ekonomi. “Walaupun banyak yang sedang prihatin dengan isu daya beli, kami bersyukur karena fokus kami di segmen menengah ke atas memberikan resiliensi. Menjadikan kita bisa mencapai Rp4 triliun hingga Oktober 2025," ujarnya.

Pertumbuhan marketing sales SMRA tercatat meningkat 26% secara tahunan dibandingkan kuartal III/2024. Capaian ini menjadi indikator kuat bahwa permintaan properti di segmen menengah ke atas tetap solid dan mendukung optimisme perseroan mencapai target tahunan.

Optimisme Target Akhir Tahun dan Dukungan Kebijakan Pemerintah

Dengan sisa dua bulan hingga akhir tahun, SMRA optimistis dapat mencapai target penjualan sepanjang 2025. Perseroan juga menaruh optimisme tinggi terhadap kinerja 2026, seiring adanya perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 2027. Sebelumnya, insentif PPN DTP hanya berlaku enam bulan, sehingga pengembang kesulitan merencanakan strategi jangka panjang.

Adrianto menjelaskan, kepastian insentif hingga 2027 memungkinkan pengembang menyusun pipeline proyek secara lebih strategis, mulai dari perencanaan, peluncuran produk, hingga penyelesaian konstruksi. Menurutnya, kebijakan ini sepenuhnya menguntungkan konsumen, yang langsung mendapatkan diskon 11%, sekaligus mendorong pengembang membangun rumah secara masif.

Segmen Properti dan Investasi Tetap Menjadi Tulang Punggung

Segmen pengembang properti tetap menjadi kontributor utama pendapatan SMRA, disusul properti investasi, rekreasi, dan perhotelan. Adrianto menekankan bahwa diversifikasi pendapatan ini memberikan stabilitas bagi perseroan meski menghadapi tantangan makroekonomi. “Kombinasi proyek residensial, investasi, dan fasilitas rekreasi menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan SMRA,” tambahnya.

Kondisi ini juga terlihat dari peningkatan total aset dan kas perseroan, yang mendukung kelancaran operasional dan pengembangan proyek baru. Liabilitas yang meningkat seiring pertumbuhan aset diharapkan tetap terkelola dengan baik melalui strategi keuangan yang prudent.

Strategi Marketing Sales dan Perencanaan Proyek

Strategi pemasaran SMRA yang terfokus pada segmen menengah ke atas terbukti efektif. Perseroan mampu membukukan marketing sales sebesar Rp4 triliun hingga Oktober, menunjukkan adanya permintaan kuat dari konsumen yang memiliki daya beli stabil.

Adrianto menegaskan bahwa kombinasi strategi pemasaran dan pengelolaan proyek yang matang akan mendukung pencapaian target penjualan akhir tahun. Dengan pipeline proyek yang jelas, SMRA mampu menyesuaikan produksi rumah, peluncuran produk, serta penyelesaian konstruksi sesuai insentif PPN DTP.

Prospek Stabil di Tengah Tantangan Ekonomi

Meski laba bersih kuartal III/2025 turun 41,39% YoY, SMRA tetap menunjukkan ketahanan melalui peningkatan aset, kas, dan marketing sales yang solid. Fokus pada segmen menengah ke atas, dukungan kebijakan pemerintah, serta strategi proyek dan pemasaran yang matang menjadi faktor utama optimisme SMRA untuk mencapai target akhir tahun dan mempertahankan prospek positif di 2026.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index