Menteri ESDM Tegaskan Pentingnya Produksi di Blok Masela, Indonesia Hadapi Tantangan Energi

Jumat, 31 Januari 2025 | 11:14:06 WIB
Menteri ESDM Tegaskan Pentingnya Produksi di Blok Masela, Indonesia Hadapi Tantangan Energi

Di tengah tantangan global dalam pemenuhan kebutuhan energi dan komitmen nasional untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengeluarkan peringatan tegas kepada operator proyek LNG Blok Masela. Terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, proyek yang telah lama dinantikan ini harus segera memulai produksi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam acara diskusi bertajuk “Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru” yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis lalu, Menteri Bahlil menegaskan pentingnya langkah cepat dari operator Blok Masela. "Aku sudah bikin surat. Kamu (operator) kalau tahun ini nggak melakukan pekerjaan untuk produksi, ya mohon maaf, atas nama undang-undang, tidak menutup kemungkinan kami akan mengevaluasi,” ujarnya dengan tegas.

Kontrak kerja sama Wilayah Kerja (WK) Masela telah ditandatangani pada 16 November 1998. Setelah mendapatkan tambahan waktu 7 tahun dan perpanjangan selama 20 tahun, kontrak ini dijadwalkan akan berakhir pada 15 November 2055. WK Masela tidak sekadar sebuah proyek investasi, tetapi merupakan bagian integral dari Proyek Strategis Nasional Indonesia yang diharapkan dapat menghasilkan 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA) Liquid Natural Gas (LNG), 150 juta standar kaki kubik per hari gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat setiap hari, dengan target operasional penuh pada kuartal IV-2029.

Saat ini, pemegang partisipasi interest WK Masela adalah Inpex Masela Ltd yang memegang 65 persen saham sekaligus sebagai operator utama. PT Pertamina Hulu Energi Masela memiliki 20 persen, sementara Petronas Masela Sdn. Bhd memegang 15 persen partisipasi. Namun, meski kepentingan Indonesia dalam proyek ini sangat besar, proses produksi belum juga kunjung dimulai, menimbulkan kekhawatiran pemerintah dan masyarakat atas manfaat langsung dari proyek tersebut.

Kendala dalam pengembangan Blok Masela sebenarnya telah lama dihadapi. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menekankan bahwa proyek ini telah berlangsung selama lebih dari dua dekade tanpa ada produksi signifikan. "Tadi diperintahkan langsung baik ke saya maupun ke Pak Menko untuk mengawal ini langsung, untuk bisa memastikan tantangan-tantangan yang ada itu bisa kita selesaikan dengan cepat, karena ini sudah terlalu lama, sudah 20 tahun," ungkap Rosan.

Lebih lanjut, Rosan menambahkan bahwa pemerintah, di bawah arahan Presiden RI Prabowo Subianto, telah secara khusus meminta dirinya serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk memastikan kelanjutan proyek gas Blok Masela bebas dari hambatan. Langkah ini diambil dengan harapan agar Indonesia tidak kehilangan momentum dalam memenuhi aspirasi energi bersih dalam kepemimpinan nasional maupun global.

Kehadiran Inpex sebagai investor asal Jepang merupakan salah satu faktor yang memberikan harapan bahwa proyek ini dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia. Namun, panjangnya masa negosiasi dan persiapan membuat potensi dari proyek ini belum sepenuhnya tergarap. Pemerintah berharap bahwa dengan adanya peringatan resmi dari Menteri ESDM, pemegang saham serta operator dapat mempercepat langkah ke arah produksi yang nyata.

Bahlil menegaskan maksud pemerintah Indonesia adalah memastikan negara tetap menjadi pihak yang mengendalikan arah pengembangan proyek strategis tanpa berbuat zalim kepada para pelaku usaha. "Supaya apa? Jangan pengusaha yang mengendalikan negara, tetapi negara yang harus mengendalikan pengusaha. Dengan catatan, negara juga tidak boleh zalim (tidak adil) ke pengusaha," tegas Bahlil, menekankan pentingnya keseimbangan kepentingan.

Di tengah dinamika ini, harapan tinggi masyarakat dan pemerintah adalah bahwa produksi LNG dari Blok Masela tidak saja akan memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global, tetapi juga akan menyediakan sumber energi bersih yang signifikan bagi pengembangan ekonomi nasional. Akselerasi produksi juga diharapkan mampu mendorong pengembangan daerah tersulut, khususnya di wilayah Kepulauan Tanimbar, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Ke depannya, semua pihak yang terlibat dalam pengembangan Blok Masela dituntut untuk bekerja lebih sinergis, berinovasi, dan membuka komunikasi yang lebih efektif agar potensi luar biasa dari blok ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan langkah yang tepat dan strategis, tidak mustahil bahwa Blok Masela bisa menjadi salah satu kekuatan utama dalam peta energi negara di masa depan.

Terkini