PT Hartono Istana Teknologi, perusahaan yang lebih dikenal dengan nama Polytron, mengumumkan rencana ambisius untuk terjun ke industri kendaraan listrik. Polytron siap memperluas bisnisnya ke pasar EV (Electric Vehicle) dengan rencana peluncuran mobil listrik pada tahun 2025. Inisiatif ini diharapkan akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat otomotif berteknologi tinggi di Asia Tenggara.
Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, mengungkapkan bahwa proyek besar ini melibatkan kolaborasi dengan perusahaan asing dan akan memberikan fokus pada produksi yang dilakukan sepenuhnya di dalam negeri. "Riset dan pengembangan, hingga produksi akan dilakukan di pabrik baru kami. Ini adalah langkah besar bagi Polytron dan juga untuk industri otomotif di Indonesia," ujar Tekno dalam wawancara eksklusif di Jakarta.
Komitmen untuk Produksi Lokal dan Pemenuhan TKDN
Polytron memastikan bahwa mobil listrik ini akan dirakit secara lokal di pabrik yang akan segera dibangun. Tekno menegaskan keterlibatan pabrik-pabrik lokal dalam proyek ini untuk memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan pemerintah. "Kami akan memastikan mobil listrik ini memenuhi syarat TKDN pemerintah yang minimum harus 40 persen," jelas Tekno.
Polytron juga menargetkan untuk menyediakan mobil dengan harga terjangkau. Ini dilakukan untuk mendapatkan insentif pajak dari pemerintah yang diharapkan bisa menurunkan harga jual kepada konsumen. "Kami ingin mobil ini bisa diakses oleh banyak orang. Oleh sebab itu, kami berupaya keras untuk memenuhi kriteria yang disyaratkan demi insentif pajak," tambah Tekno.
Penggunaan Baterai Produksi Lokal
Dalam upaya mendukung inovasi lokal, Polytron juga berkomitmen untuk menggunakan baterai yang diproduksi di dalam negeri. "Baterai juga sudah mulai masuk dari pabrikan lokal yang kami percaya. Ini adalah langkah konkret untuk memberdayakan industri dalam negeri," kata Tekno.
Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan Polytron dalam mengintegrasikan potensi lokal untuk bersaing di pasar global yang kompetitif. Dengan demikian, kehadiran Polytron di pasar EV diharapkan dapat membawa dampak ekonomi yang signifikan, yakni membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan keterampilan SDM lokal.
Fokus pada Segmen SUV
Tekno menambahkan bahwa Polytron akan fokus pada segmen SUV yang saat ini mendapatkan perhatian besar dari konsumen Indonesia. "Memang banyak orang Indonesia yang suka SUV. Maka dari itu, kami memutuskan untuk terlebih dahulu fokus pada pengembangan platform mobil SUV ini," ungkapnya.
Dengan pilihan model SUV, Polytron berharap dapat meraih pangsa pasar lebih luas dan menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan kendaraan multifungsi dan tangguh. Ke depannya, Polytron siap menjawab tantangan pasar dengan terus melakukan inovasi dalam desain dan teknologi.
Kolaborasi dengan Perusahaan Asing
Untuk memperkuat daya saing dan kualitas kendaraan, Polytron menjalin kerja sama dengan perusahaan otomotif terkemuka di luar negeri. Kendati rincian mengenai pabrik dan mitranya masih dirahasiakan, Tekno memastikan informasi lebih mendetail akan diumumkan setelah Hari Raya Lebaran tahun ini.
"R&D kami ada kerja sama dengan perusahaan luar. Namun, pengembangan sepenuhnya akan tetap memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen di dalam negeri," ujarnya, menambahkan bahwa pabrik baru Polytron akan menjadi kunci produksi ini.
Masa Depan yang Cerah untuk Industri Otomotif Indonesia
Langkah Polytron ini mendapat respons positif dari berbagai pihak yang melihat potensi besar di pasar kendaraan listrik di Indonesia. Tidak hanya meningkatkan penetrasi pasar kendaraan listrik, kebijakan dan langkah seperti ini sejatinya mendukung tujuan Indonesia untuk menjadi pemain utama di industri otomotif global.
Dengan investasi dalam produksi lokal, inovasi baterai, dan pematuhan terhadap regulasi TKDN, Indonesia tampaknya berada di jalur yang tepat untuk memperkuat ketahanan industri otomotifnya. "Menyiapkan pabrik lokal dan memenuhi syarat TKDN adalah langkah penting untuk memastikan produk yang berkualitas dan terjangkau bagi konsumen," tegas Tekno.
Polytron tengah mempersiapkan segala sarana dan infrastruktur yang dibutuhkan demi merealisasikan rencana besarnya di tahun 2025. Seiring berjalannya waktu, tekad mereka tidak hanya sekadar menghadirkan mobil listrik lokal pertama tetapi juga menjadi pemimpin di sektor manufaktur kendaraan listrik di Asia Tenggara. "Harapannya, proyek ini tidak hanya menginspirasi industri lokal tetapi juga mendorong kebangkitan ekonomi di berbagai sektor," pungkas Tekno.
Dengan demikian, Polytron diharapkan dapat memperoleh tempat di hati konsumen dan menempatkan Indonesia pada peta utama pemain penting dalam industri kendaraan listrik global. Keberhasilan proyek ini akan sangat berpengaruh pada citra dan daya saing Indonesia di masa depan.